Pada zaman modern ini orang tua semakin sadar bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar. Oleh sebab itu tidak mengherankan pula bahwa semakin banyak orang tua yang merasa perlu cepat-cepat memasukkan anaknya ke sekolah sejak usia dini.

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumberdaya manusia. Karena bagaimanpun mempersiapkan anak sejak dini berarti telah mempersiapkan armada perang yang memiliki modal yang lebih dari cukup untuk menyongsong masa depan. Upaya pendidikan anak tidak akan lepas dari system pendidikan yang diterapkan.

Sistem pendidikan Islam sebagai sebuah system pendidikan yang berbasiskan Islam memiliki tujuan-tujuan untuk membentuk generasi msa depan yang berkualitas pemimpin, yakni generasi pemimpin yang berkepribadian Islam dengan penguasaan tsaqofah Islam yang luas, dan menguasai ilmu kehidupan (sains dan teknologi) yang memadai.

Sesuai fitrahnya, anak senantiasa siap untuk menerima yang baik atau yang buruk dari orangtua atau pendidiknya. Di sini, Islam memberi pesan moral kepada orangtua berkaitan dengan pendidikan anak- anaknya. Orangtua harus mendidik dan mengarahkan putra-putrinya ke arah yang baik serta memberi mereka bekal akhlak agar mereka terbimbing menjadi anak yang dapat dibanggakan kelak di hadapan Allah.

Karena tugas untuk mendidik anak dibebankan tanggung jawabnya pada kedua orangtua dan juga para pendidik, kelak pada hari kiamat Allah swt. akan meminta pertanggungjawaban kepemimpinan mereka.

Rasulullah saw. bersabda:

Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan akan ditanya tentang pertanggung jawabannya terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang perempuan adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan akan ditanya tentang pertanggung jawabannya terhadap apa yang dipimpinnya. (HR. Bukhari)

Sebagian orang mengira bahwa tanggung jawab terhadap anak adalah tanggung jawab dalam mencukupi nafkah, pakaian, perhiasan dan hal lain yang bersifat materi saja. Padahal tanggung jawab yang paling besar adalah tanggung jawab pendidikan akhlak mulia serta penanaman nilai dan keteladanan. Semuanya itu terdapat dalam agama yang hanif ini, yaitu Islam.

Persoalan pendidikan anak ini dirasa cukup relevan untuk selalu dibincangkan setiap saat. Oleh sebab itu, melalui makalah yang sederhana ini, penulis merasa perlu untuk mengangkat kembali permasalahan yang dirasakan urgensinya oleh masyarakat ini. Bagaimana-kah konsep pendidikan anak usia dini menurut perspektif Islam?

Pendidikan Anak Dalam Kandungan

Secara umum, kewajiban orangtua pada anak-anaknya adalah sebagai berikut:

1. Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik (al-Furqan: 74), dan tidak mengutuk anaknya dengan kutukan tidak manusiawi

2. Memelihara anak dari api neraka (at-Tahrim: 6).

3. Menyuruh salat (Thaha: 132).

4. Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga (an-Nisa’: 125).

5. Bersikap hati-hati terhadap anak-anaknya (at-Taghabun: 14).

6. Mencari nafkah yang halal (al-Baqarah: 233).

7. Mendidik anak agar berbakti pada bapak dan ibu (an-Nisa’: 36), (al- An’am: 151), (al-Isra’: 23), dengan cara mendoakannya yang baik (al-Isra’: 24).

8. Memberi air susu sampai dua tahun (al-Baqarah: 233).

Mendidik anak dalam Islam harus didasarkan pada petunjuk dari Allah, yaitu Al-Quran, karena Al-Qur’an tidak hanya membahas tentang kewajiban anak kepada orang tua, namun juga kewajiban orang tua kepada anaknya.

Dan berikut ini adalah pandangan Al-Quran tentang anak, yang perlu kita ketahui dalam mendidik anak :
1. Anak sebagai Amanah bagi Orangtuanya

Selayaknya para bijak mengatakan bahwa sesungguhnya anak-anak bukanlah milik kita; mereka adalah titipan dari Allah kepada kita. Untuk itu sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mendidik anak sesuai dengan yang telah Allah perintahkan. Jadi, adalah kesalahan bagi orang tua apabila seorang anak jauh dari ajaran Islam.

2. Anak sebagai Generasi Penerus

Anak adalah harapan di masa depan; merekalah kelak yang akan menjadi pengaman dan pelopor masa depan agama dan bangsa. Jadi wajib bagi kita mendidik mereka untuk menjadi generasi tangguh di masa depan. ebih jauh, Allah memerintahkan kita sebagai orang tua untuk menjauhkan mereka dari api neraka kelak.

3. Anak adalah Tabungan Amal Kita di Akhirat

Seperti telah kita tahu, bahwa selain amal kita di dunia, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang saleh merupakan amalan yang pahalanya akan terus mengalir hingga hari penghitungan kelak. Jadi, mendidik anak sesuai perintah Allah tetaplah merupakan keuntungan bagi diri kita juga pada akhirnya.

4. Anak adalah Penghiburan dan Perhiasan Dunia bagi Orang Tuanya

Anak adalah perhiasan bagi orang tua. Di satu sisi, ia akan menjadi penghibur di kala lelah dan kesusahan melanda, namun di satu sisi, ia juga dapat menggelincirkan dari jalan Allah.

Berdasar pemahaman akan kedudukan anak dalam al-Qur’an.

Ada 3 kewajiban orang tua dalam mendidik anak, yaitu:

1.Memberikan Dasar Hubungan Harmonis dengan Allah SWT

Sebagai orang tua kita harus dapat mengenalkan kepada anak-anak kita siapa Allah dan mengapa kita wajib taat padaNya. Ketaatan itu tidak karena Allah adalah pencipta, dan pemilik kita, namun karena dengan taat kepadaNya, hidup kita akan menjadi lebih baik dan bahagia.

Dengan memberikan dasar sedemikian, maka anak tidak akan menganggap Allah sebagai sebagai “hakim” atau “pengawas”; namun sebagai zat yang memang kita butuhkan keberadaanNya. Hal inilah yang harus kita jadikan landasan utama dalam mendidik anak sekaligus merancang pola asuh yang tepat baginya.

Salah satu cara untuk memberikan dasar habbuminnallah adalah dengan mengajarkan shalat kepada anak semenjak kecil. Dan kemudian mulai memberikan pengertian mengapa kita harus shalat, apa manfaat shalat dan seterusnya.

2. Memberikan dasar hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekelilingnya

Dalam Islam, hubungan antar manusia (hablumminanas), sama pentingnya dengan hubungan manusia dengan Allah (hablumminnallah). Bahkan nabi Ibrahim berdoa kepada Allah: “… agar mereka dicintai orang-orang…” Jadi, wajib bagi kita mengajarkan tata cara pergaulan yang baik dengan sesama dan dilandasi rasa saling hormat-menghormati; serta mampu bersikap asertif.

3. Memberikan dasar yang kuat guna menghadapi tantangan jaman

Nabi pernah bersabda bahwa Beliau mengkhawatirkan umat dibelakangnya yang akan seperti busa di lautan; banyak namun tidak berpendirian. Hal semacam inilah yang harus kita pertimbangkan saat merencanakan pendidikan dasar bagi anak-anak kita.

Misalnya bagaimana agar ia menjadi anak yang kuat imannya, santun kepada sesama, serta kuat pula ilmunya. Ilmu akan membuat ia mampu bertahan serta senantiasa memiliki jalan ikhtiar untuk keluar dari permasalahan yang ia hadapi.